Musi Rawas, Muratarabicara.com –Berdasarkan catatan di Dinas Kesehatan Musi Rawas kasus dari Januari hingga Agustus 2025, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Musi Rawas mengalami peningkatan.
Tercatat dari media Januari hingga Agustus 2025, ada 94 warga terjangkit DBD. Penyebaran penyakit ini hampir merata di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Musi Rawas, Drg. Maya Kesuma Surya, MARS melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Renaldi Oktavianus, didampingi Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Iwan Joko Sulistio, Rabu (20/8/2025).
“Ya benar. Ada peningkatan kasus DBD sejak memasuki Juli,”jelasnya.
Dikatakan Iwan Joko, kalau sebelumnya kasus DBD terkonsentrasi di Kecamatan Tugumulyo, Mangunharjo, dan sedikit di Muara Beliti. Tapi untuk saat ini sudah menyebar ke wilayah lain seperti BTS Ulu (Cecar), Muara Kelingi, Muara Lakitan, hingga Megang Sakti,” ujar Iwan Joko.
Menurutnya, penyebab penyebaran DBD ini karena mobilitas masyarakat yang tinggi serta kondisi lingkungan yang masih kurang bersih menjadi faktor utama.
Apalagi nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa virus banyak berkembang biak di penampungan air, sampah, maupun lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.
“Setelah dilakukan pemeriksaan epidemiologi, banyak ditemukan jentik nyamuk di lapangan. Ini menunjukkan risiko penularan cukup tinggi,” jelasnya.
Dijelaskannya Dinas Kesehatan Musi Rawas terus melakukan langkah-langkah konkrit yakni dengan menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur, serta memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Jika ditemukan penampungan air berukuran besar yang sulit dikuras, maka dilakukan larvasidasi.
“Penyemprotan (fogging) bukan langkah utama, tapi akan dilakukan jika ada peningkatan kasus demam di suatu wilayah. Pencegahan yang paling efektif tetap menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu juga, ia mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai gejala awal DBD yang ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, lemas, hingga mual dan muntah.
“Kasus paling banyak terjadi pada anak usia sekolah dasar. Jika ada anak yang mengalami demam tanpa penyebab jelas dan tidak kunjung sembuh setelah diobati, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar cepat ditangani,” imbaunya.
Dinas Kesehatan Musi Rawas mengajak masyarakat meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta bersama-sama mencegah berkembangnya sarang nyamuk Aedes Aegypti.
“Kebersihan lingkungan menjadi kunci utama menekan penyebaran DBD,” pungkasnya. (**)














Komentar