Musi Rawas, Muratarabicara.com-Korban tewas diduga keracunan asap mesin genset bertambah. Sebelumnya Yahya Irama (38) dan Afika Nabila Irama (6) keduanya Desa Muara Kati, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK), Kabupaten Musi Rawas.
Menyusul istri almarhum Yahya Irama yakni Reni Hartati (35) meninggal dunia. Korban meninggal dunia setelah mendapatkan pertolongan media selama dua hari di RSUD dr Sobirin Pangeran M Amin Muara Beliti, Jumat (28/2/2025) sekitar pukul 13.00 wib.
Informasi terakhir dua korban lainnya yakni Aditya Hamiza Irama (11) dan Alvaro Afka Irama (3) masih dirawat secara intensif di RSUD dr Sobirin Pangeran M Amin Muara Beliti.
Kapolres Musi Rawas, AKBP Andi Supriadi, SH.S.ik.MH membenarkan bahwa korban Reni Hartati (35) meninggal dunia, setelah dirawat secara intensif di RSUD dr Sobirin, Pangeran M Amin Muara Beliti.
‘Benar ibunya meninggal tadi siang (Jumat siang),”jelas Kapolres kepada awak media, Jumat (28/2/2025) lalu.
Sementara itu sebelumnya Direktur Rumah Sakit dr Sobirin Muara Beliti, Sopian Hadi mengungkapkan, berkaitan dengan hal medis kejadian tersebut dalam hitungan tunda jam saja, itu bisa semua selesai kondisi pasien. Jadi saat kerumah sakit kondisi korban memang benar-benar sudah sangat kritis.
“Bahkan satu pasien, Bapak itu (suami) sudah dalam kondisi meninggal. Dan secara medis ada kemungkinan karena ditemukan tanda kaku mayat itu bisa kemungkinan sudah lebih dari 3 atau 6 jam,” katanya.
Sedangkan untuk kondisi istri dan 2 orang anaknya memang sangat kritis saat itu.
Sopian Hadi mengaku, selaku Direktur Rumah Sakit bersama dengan pihak Polres Musi Rawas dan tim medis lainnya langsung melakukan proses penanganan.
“Jadi memang dengan kondisi yang sangat kritis disimpulkan ini kondisinya memang hampir seluruh organ-organ vital dari pasien-pasien ini sudah terjadi kerusakan baik paru-paru, ginjal, sistem darah dan sistem jantungnya,” ungkap Sopian.
“Kemudian dalam hal penanganan sesuai dengan standar medis pasien saat ini dirawat di untuk Ibu di ruang ICU, anaknya dirawat di PICU. Untuk kondisi i
Ibunya sendiri dalam kondisi terpasang ventilator, masih untuk alat bantu nafas dan terpasang monitor. Sampai saat ini kondisi masih staknan, belum terdapat tanda perbaikan. Tapi itu sudah suatu mukjizat masih bisa bertahan sampai kondisi saat ini,” timpalnya.
Sementara itu untuk kondisi anaknya pada saat sekarang ini sudah sadar. Tingkat kesadarannya belum full 100 persen dan belum bisa dialog secara normal.
“Tapi sangat disyukuri sekali karena suatu kemajuan,” bebernya.
Sopian menambahkan, pihaknya selaku tim medis sekarang fokus untuk penanganan kondisi pasien dan penanganan kedepannya.
Ditempat yang sama Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan DLH Kabupaten Musi Rawas, Candra Gunawan, mengatakan Dinas Lingkungan Hidup khususnya dari laboratorium Dinas Lingkungan Hidup mendapat informasi itu setelah Maghrib.
Kemudian kami menyiapkan alat-alat untuk pengukuran kualitas udara,” kata Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan DLH Kabupaten Musi Rawas.
Pihaknya mengaku tiba di lokasi sekitar pukul 20.15 WIB. Kemudian tim laboratorium memasang alat-alat untuk pengukuran yang dimulai sekitar pukul 20.22 WIB.
Lalu mengukur selama 1 jam untuk mengetahui kualitas udara bebas yang ada di ruangan dalam rumah tersebut.
“Sudah ada hasil laboratoriumnya, disini diketahui bahwa CO cukup tinggi yaitu 8.371, kemudian non metan hidro karbon sangat tinggi 3.952, sedangkan baku mutu 160,” ujarnya.
Dijelaskan Candra, pihaknya mengecek genset dengan cara dihidupkan untuk mengukur emisi gas buangnya.
“Hasilnya, jadi CO yang dihasilkan dari gas buang genset 1.090,73 karbonmonosida. Jadi baku mutu yang diperbolehkan yaitu 170. Jadi ketika kita punya genset gas buangnya itu CO nya itu tidak boleh lebih dari 170,” terangnya.
“Nah sedangkan genset ini sampai 1.090. jadi memang menghasilkan CO yang sangat tinggi didalam ruangan itu. Jadi berdasarkan itu karena CO ini adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa. Co adalah gas yang reaktif karena dia masih memerlukan ikatan oksigen lagi,” ungkapnya.
Jadi kata Candra, ketika gas terhirup didalam tubuh, maka dia akan mencari O didalam tubuh. Sehingga hal tersebut yang diduga menyebabkan gangguan semua sistem dalam tubuh karena CO terlampau besar mengikat hemoglobin dalam darah. (**)
Komentar