Hebohh.. Dimedsos Baru Buka Pendaftaran Lomba, Pendaftaran Langsung Ditutup

* Seperti Lomba Antar Dusun

Musirawas, Peristiwa110 Dilihat

 

Musi Rawas, Muratarabicara.com-Hebohh..beredar di media sosial, baru dibuka pendaftaran lomba Pekan Raya Musi Rawas mantab langsung ditutup.

Spontan saja penutupan secara mendadak tersebut menuai kritik tajam dari masyarakat. Bagaimana tidak pendaftaran baru diumumkan langsung ditutup.

Keluhan masyarakat itu tersebar di Face Book Uci. Dia menyampaikan kekecewaannya karena informasi lomba baru diumumkan saat pendaftaran, begitu mau mendaftar, ternyata telah ditutup.

“Pas mau daftar, kuotanya sudah penuh. Padahal informasi lomba baru saja dibagikan. Ini Musi Rawas, bukan hanya satu desa kecil. Masa lombanya seperti antar dusun saja?” ungkapnya dengan nada kecewa dimedia sosial, Jum’at (10/10/2025)

Dia sebagai masyarakat menilai, penyelenggaraan pekan raya yang menggunakan nama besar Kabupaten Musi Rawas seharusnya terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya untuk orang-orang terdekat panitia atau pihak tertentu saja.

“Kalau hanya yang dekat dengan panitia yang bisa ikut, lebih baik tidak usah mengatasnamakan Musi Rawas,” ucap Ucii.

Masih katanya, selain masalah transparansi, pemilihan jenis kegiatan juga menjadi sorotan. Salah satunya adalah festival layang-layang yang dinilai tidak tepat waktu.

“Sekarang musim hujan, mana bisa nerbangin layang-layang? Bukan malah terbang, yang ada malah kehujanan,” ucapnya.

Dia juga menyinggung masalah p penggunaan anggaran? Dia menilai dana besar untuk kegiatan seperti pekan raya lebih baik dialihkan untuk perbaikan infrastruktur dasar, terutama jalan rusak yang selama ini menjadi keluhan utama masyarakat Musi Rawas.

“Daripada menghabiskan dana untuk hal kurang bermanfaat, lebih baik digunakan untuk memperbaiki jalan. Jalan-jalan di Musi Rawas sudah banyak yang rusak parah, bahkan sudah viral di media sosial. Tapi pemerintah seolah tutup mata dan telinga,” tambahnya.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa masyarakat semakin kritis terhadap arah kebijakan dan kegiatan pemerintah daerah. Mereka menuntut agar program hiburan atau festival rakyat tidak hanya seremonial, melainkan juga memperhatikan aspek pemerataan, transparansi, dan manfaat nyata bagi publik.

Kegiatan besar seperti Pekan Raya Musi Rawas sejatinya dapat menjadi momentum mempererat persaudaraan, menggerakkan ekonomi rakyat, dan memperkenalkan potensi daerah. Namun, jika tidak dikelola dengan baik dan terbuka, justru berisiko menimbulkan ketidakpercayaan dan citra negatif terhadap penyelenggara.

Kini masyarakat menanti langkah evaluasi dari panitia dan pemerintah daerah atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Harapannya, ke depan setiap event yang membawa nama besar Musi Rawas benar-benar mencerminkan semangat keterbukaan, kebersamaan, dan manfaat bagi seluruh warganya, bukan hanya segelintir pihak,”pungkasnya. (**)

Komentar