Jawab Kekhawatiran Orang Tua. Satgas Pemantau MBG Dibentuk

 

Lubuk Linggau, Muratarabicara.com – Satuan tugas pemantau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) diwilayah Kota Lubuk Linggau dibentuk.

Pembentukan inj sebagai antisipasi makanan yang beracun seperti yang ditakutkan Wali Murid dan orang tua siswa.

Demikian disampaikan Wali Kota Lubuklinggau H Rachmat Hidayat (Yopi Karim) saat running MBG di MAN 2 Lubuklinggau, Senin (15/9/2025).

Dikatakannya Satgas ini dkbentuk menjawab soal adanya ke khawatiran para wali murid atau orang tua yang khawatir anaknya alami keracunan usai menyantap MBG seperti yang terjadi di beberapa daerah.

“Saya menghimbau kepada orang tua, serahkan kepada kami selaku Pemerintah Kota Lubuklinggau bersama unsur Forkopimda. Karena sudah dibentuk satuan tugas untuk memantau jalannya MBG ini, sehingga tidak terjadi seperti yang dikhawatirkan para wali murid atau orang tua terhadap makanan yang beracun. Ini menjadi konsentrasi kami,” janjinya.

Dijelaskannya running Satuan Pelayanan Pemenuhan Giz(SPPGi) yang ke 9 bersamaan dengan SPPG lainnya. Dimana unfuk di Kota Lubuklinggau sudah ada 9 SPPG yang sudah launching dan running hari ini.

“Mudah-mudahan penerima manfaat mulai dari balita sama anak-anak sekolah SD, SMP sampai ke SMA serta Ibu hamil, Ibu menyusui. Itu semuanya terpenuhi di kota Lubuklinggau,” ujarnya.

Masih kata Wali kota mudah-mudahan ini keseluruhannya dapat tercover. Sebab menurutnya, total jumlah siswa siswi di Kota Lubuklinggau ada 68 ribu. Kemudian ditambah Ibu hamil, Ibu menyusui dan balita.

“Itu kurang lebih sekitar 70 ribu dengan SPPG yang ada sekarang baru running 9 ini ditambah yang lain, mudah-mudahan semuanya tercover,” ungkapnya.

Terkait hal ini kata Yopi, pihaknya sudah mendapat stretching dari pemerintah Pusat untuk membentuk Satgas dan sudah dilakukan. Sebab ini bagian dari monitoring dan evaluasi, jangan sampai terjadi seperti di Kabupaten/Kota lainnya.

Ditanya apakah sudah ada laporan? Walikota mengatakan alhamdulillah sampai saat ini belum ada laporan itu (Kendala).

“Tapi tetap kita pantau dan kita selalu melakukan penekanan atau stretching pada ahli gizi di setiap SPPG bahwa benar-benar harus diperhatikan dari kualitas MBG-nya,” ungkap Yopi.

Untuk diketahui pihaknya juga tetap melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia).

“Alhamdulillah komunikasi intens dan kami terus dapat update laporan setiap hari,” bebernya.

Sementara itu, salah satu pelajar MAN 2 Kelas X, Rafi yang mendapat MBG mengaku dia senang dengan adanya program ini. Sehingga dapat membantu pertumbuhan gizi para pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa. (**)

 

Komentar