Diduga Anak Dibawah Umur Pengangguran Rudapaksa Pelajar
Lubuklinggau, MURATARABICARA.COM-Unit PPA Sat Reskrim Polres Lubuklinggau berhasil menangkap anak dibawah umur pengangguran inisial IE (16) warga Jalan Tapak Lebar I No. 82 Rt. 02 Kelurahan Ulak Lebar Kecamatan Lubuklinggau Barat II Kota Lubuklinggau.
Anak yang masih dibawah umur ini ditangkap diduga merudapaksa seorang pelajar yang juga masih dibawah umur inisial As (16) warga Kecamatan Lubuklinggau Timur II.
Tersangka ditangkap setelah dilakukan pemeriksaan terhadap empat orang saksi-saksi dan gelar perkara dan bukti cukup, Minggu (19/11/2023).
Penangkapan tersangka sesuai denganLP/B – 120/ V / 2022 / SPKT / Res Llg / Polda Sumsel tanggal 31 Mei 2022.
Peristiwa terjadi Kamis (5/5/2023) sekitar pukul 09.00 wib. Bermula dari pelaku mengirim pesan melalui Wa dengan berkata “Gek main kesini Yo”. Korban menjawab” Insya Allah,”. Sekitar pukul 10.00 wib datanglah teman korban inisial FS berkata kepada korban” Yo Kito nak main dak”. Dijawab korban “Main Kemano,”. Lalu FS menjawab ” Kito main ke Talang Rejo dulu, sudah tu ke sungai Sie,”. Korban menjawab Insya Allah kalau ayah Ayuk ngasih duet,”. Lalu korban meminta uang kepada orang tuanya dan orang tuanya memberikan uang kepada korban Rp. 5 ribu. Lalu sekitar pukul 10.30 wib korban bersama FS pergi menggunakan ojek. Namun korban tidak mengetahui kemana tujuan FS mengajak korban. Sesampai di rumah pelaku, korban bertanya kepada FS “Ngapo Kito kesini, FS menjawab “IE nak ketemu samo ayuk, Dio ngecat aku ajak AS kesini. Setelah itu teman dari IE yang berada di depan rumah Imam menyuruh korban dan Felis untuk masuk ke dalam rumah IE tersebut. Lalu IE menyuruh duduk diruang tamu, namun FS disuruh duduk dibawah lantai.
Kemudian IE duduk disebelah korban di atas kursi dan mendekati korban lalu berkata “Galak dak Kito ke kamar, berbuat yang aneh-aneh. Lalu korban menjawab “Dak galak, kemudian FS menunjukkan chat FS dengan temannya dengan berkata “Nah yuk, yuk Sherli nak ngajak ke Sie, ayok cepatlah Kito pegi. Namun IE berkata “Baleklah duluan kau FS, biarlah AS disini dewean. Korban menjawab “Dak ah, aku dak galak, aku nak balek. Setelah berangkat dari tempat duduk tangan korban di tarik oleh IE, lalu korban kembali duduk dan IE keluar memanggil temannya untuk menyuruh FS pulang Kemudian FS pulang dari rumah IE diantar oleh teman IE, tinggallah korban bersama tersangka IE berdua di rumah IE, lalu IE berkata “Sini masuk (IE sambil berjalan masuk ke kamar), Kau ni dikit-dikit nak balek,”. Kotrban menjawab “Aku nak makan, IE menjawab “Makan disini bae, dek kalu kau nak balek,”korban berkata “Idak-idak”, lalu korban tetap berdiri di depan kamar IE, lalu IE menyuruh korban masuk ke dalam kamar dengan bekata “Sini masuk”,. Kemudian korban masuk ke dalam kamar IE dan duduk di sebelah IE di atas kasur, lalu IE berkata “Galak dak berbuat yang aneh-aneh ”, korban menjawab “Dak galak Duso, gek ibu aku disikso disano,”, lalu IE berkata “Aku janji bakal tanggung jawab aku nikahi kau,”. Korban menjawab “Aku belum galak nikah, masih nak sekolah”, IE menjawab “Dak papo misal Kito lah nikah Kito keluar dari Linggau nih. Korban berkata “Aku dak galak nikah”, lalu IE menutup pintu kamarnya dan langsung mendorong korban ditempat tidur hingga posisi korban terlentang. Lalu terjadilah tindakan persetubuhan.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Indra Arya Yudha, S.ik didampingi Kasat Reskrim, AKP Robi Sugara, SH.M, KBO Sat Reskrim, Iptu Bambang Sismoyo, Kanit Pidum, Iptu Jemmy Gumayel SH.MM dan Kanit PPA Aiptu Dibya, SH mengatakan seelah menerima laporan dari orang tua korban tentang telah terjadinya perbuatan persetubuhan yang melibatkan anaknya dan pelaku, sehingga korban dan sebagian saksi-saksi sebagai anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH). Selanjutnya Unit PPA Sat Reskrim Polres Lubuklinggau dipimpin Kasat Reskrim AKP Robi Sugara, S.H., M.H. didampingi KBO Sat Reskrim IPTU Bambang Sismoyo, Kanit Pidum Iptu Jemmy Gumayel, S.H.,M.M dan Kanit PPA Aiptu Dibya, S.H beserta anggota Unit PPA langsung melakukan tahapan proses Lidik Sidik anak mendasari aturan dalam UU RI No11 Thn 2012 tentanh SPPA, dengan melakukan cek TKP, pendampingan permintaan VER korban, melakukan pemeriksaan saksi-saksi dengan pendampingan masing-masing orang tua, melakukan koordinasi dengan pihak BAPAS ANAK. Setelah dilakukan pemeriksaan secara maraton dengan telah terpenuhinya alat bukti sebagai bukti permulaan yang cukup dan telah dilaksanakannya gelar perkara anak. Selanjutnya terhitung, Minggu (19/11/2023) terhadap anak Inisial *IE* telah ditetapkan dan dinaikkan statusnya dari saksi menjadi tersangka. Dan saat ini terhadap tersangka dilakukan penahanan anak guna mempermudah proses penyidikan.
Hasil pemeriksaan terhadap tersangka, tersangka mengakui Jika telah melakukan persetubuhan terhadap korban yang dilakukan di rumah tersangka, 5 Mei 2022 sekitar pukul 14.30 wib. (**)
Komentar